Setiap siapa pun memiliki prestasi kebaikan masing-masing..
Kita diperbolehkan iri kepada orang yang prestasi kebaikannya sangat luar biasa, bahkan sangat jauh diatas diri.
Supaya?
Realisasi 'menjadi manusia yang baik'-nya tidak surut bahkan hilang.
Ada yang prestasi kebaikannya dalam hal:
1. Bagus menahan amarah/hawa nafsunya (sabar)
2. Bagus shalatnya
3. Bagus mengajinya
4. Bagus sedekahnya
5. Bagus hafalannya
7. Bagus empatinya
8. Bagus berbakti kepada orang tuanya
9. Bagus taubatnya
10. Bagus akhlaknya
Atau lainnya, intinya berusaha jadi baik berbalut taqwa (takut berbuat salah karena-Nya)
Karena setiap kita, diuji pada waktu yang tidak bersamaan, maka hasil perolehan prestasinya pun tidak dalam waktu yang sama.
Misal si A sedang di uji supaya meraih prestasi kebaikan no 1, pada waktu yang sama si B justru sedang diuji supaya berhasil meraih prestasi kebaikan no 8, sedang si C diuji supaya berhasil meraih prestasi kebaikan no 9.
Sesama manusia, yang hidup berdampingan saling menguji, dan diuji satu sama lain..
Sungguh, kita tak pernah tahu masing-masing prestasi kebaikan yang sedang dikejar atau diusahakan oleh setiap orang.
Jangan hanya karena merasa sudah berhasil meraih prestasi kebaikan no 1, 2, 4, 9 atau nomor berapapun yang telah diri capai (... tanya hatimu), lantas merasa lebih baik dari seorang yang baru mencapai 1 atau 2 prestasi kebaikan saja atau bahkan kepada yang belum memiliki prestasi kebaikan sekalipun.
Pernah? Merasa sudah 'menjadi manusia baik' karena diapresiasi lewat pujian yang 'Allah titipkan', lantas merasa puas dan merasa aman dengan prestasi-prestasi kebaikan yang telah dicapai.
Pernah? Merasa minder dengan minimnya prestasi kebaikan atau ternyata menyadari belum memiliki prestasi kebaikan sama sekali, dan merasa jauh tertinggal.. kemudian menyerah begitu saja dengan berguyon "aku mah apa atuh".
Hey! semua belum terlambat untuk dikejar, sebelum kita 'disuruh pulang'.
Diri dimampukan meraih prestasi kebaikan atas pertolongan-Nya semata, saat belum mampu meraihnya jangan patah arang untuk terus berusaha, sembari memohon agar diri dimampukan-Nya.
Yuk! nyatanya setiap kita sama.. berjalan di dunia yang sementara, sejatinya adalah sedang berlomba meraih prestasi kebaikan sebanyak-banyaknya, 'ber-pialakan' surga, dan apresiasi dari-Nya.
Kelak, di tempat yang didalamnya tiada percakapan sia-sia nan dusta (An-naba: 35)
Tempat dimana siapapun mendamba untuk berteduh disana.
Tiada yang dapat menghalangi para penghuni surga dari melihat Allah, Sang Penciptanya, kecuali orang yang sombong (HR. Bukhari)....
Menatap wajah indah-Nya, menjadi perwujudan harapan paling membahagiakan bagi setiap insan, selamanya.
Mantaap grai
BalasHapusAlhamdulillah tq qi..
HapusMantap fitri
BalasHapusMantap fitri
BalasHapus